True Leader Soekarno Borobudurnya Bukan Dijadikan Objek Wisata Semata

June 7, 2025

True Leader Soekarno Borobudurnya Bukan Dijadikan Objek Wisata Semata

Presiden Soekarno, seorang Muslim dengan wawasan luas, memandang agama Buddha sebagai bagian integral dari Indonesia. la merajut nilai-nilai Buddhis ke dalam Pancasila, memfasilitasi kebangkitan ajaran Buddha di tanah air, dan menjadikannya jembatan diplomatik di kancah global.

 

Soekarno memiliki pandangan terbuka terhadap agama Buddha, terinspirasi oleh latar belakang spiritual dan filsafat Timur. la sering mengutip ajaran Hindu-Buddha, seperti Bhagavad Gita dan Vivekananda, menunjukkan pemahaman mendalam tentang konsep Buddha. Baginya, perikemanusiaan universal ajaran Buddha selaras dengan visinya tentang kemanusiaan dalam ideologi negara.

 

Soekarno mengakomodasi ajaran Buddha dalam Pancasila, khususnya Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang dirumuskan secara luas. la memahami bahwa ajaran Buddha menekankan Dharma atau realitas mutlak, bukan Tuhan personal. Dengan demikian, Pancasila mengintegrasikan nilai-nilai universal Buddha, memberi tempat terhormat bagi agama ini.

 

Di masa Soekarno (1945-1967), agama Buddha bangkit kembali. Soekarno menjunjung Bhinneka Tunggal ika, menolak syariat Islam sebagai dasar negara demi persatuan. Puncaknya, agama Buddha diakui pemerintah pada 1965. Periode ini juga menyaksikan pendirian organisasi Buddhis penting dan perayaan Waisak nasional di Borobudur pada 1956, menandai hidupnya kembali tradisi Buddhis di Indonesia.

 

Agama Buddha menjadi bagian penting dalam diplomasi Soekarno dengan negara-negara Asia. la menjadikan Candi Borobudur sebagai medium diplomasi budaya, membawa tamu negara untuk menunjukkan toleransi. Soekarno juga mendukung kerja sama internasional seperti kedatangan bhikkhu asing dan upacara penahbisan di Indonesia, memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa yang menghormati semua agama.

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TRANSLATE