Vipassana dan meditasi wawasan Mahayana memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi. Mahayana memang mengajarkan Vipassana (vipasyana) dalam intinya difokuskan pada emptiness dan bodhicitta – meskipun sering dibalut metode berbeda seperti zazen atau analisis Madhyamaka.
Seorang biksu sedang bermeditasi dengan tenang. Istilah Vipassana (Pali) atau Vipasyana (Sanskerta) berarti “penglihatan mendalam” atau meditasi wawasan yaitu praktik meditasi untuk memperoleh prajna (kebijaksanaan) melalui penyelidikan langsung terhadap hakikat realitas.
Meskipun Vipassana lebih dikenal dalam tradisi Theravada (dengan fokus pada tiga corak keberadaan: anicca/ketidakkekalan, dukkha/penderitaan, anatta/tiada-diri), tradisi Mahayana juga mengajarkan bentuk meditasi wawasan serupa. Dalam Mahayana, vipasyana umumnya diarahkan pada pemahaman kekosongan (sunyata) dan terkadang juga Hakikat Buddha (Buddha-nature).
Meditasi wawasan seperti Vipassana juga diajarkan dalam Mahayana dengan istilah dan penekanan berbeda. Mahayana membagi meditasi menjadi dua: samatha (ketenangan) dan vipasyana (pandangan terang). Vipasyana dalam Mahayana menekankan wawasan terhadap kekosongan (sunyata) dan Hakikat Buddha dalam semua makhluk.
Mahayana bukan tradisi tunggal, sehingga pendekatan meditasi bervariasi. Beberapa aliran memisahkan samatha dan vipasyana, sementara yang lain mengajarkannya secara terpadu. Tradisi Tibet menekankan vipasyana berbasis analisis filosofis Madhyamaka, sedangkan Zen mengajarkan meditasi menyeluruh (zazen) tanpa pemisahan metode. Meski istilah dan metode berbeda, meditasi wawasan tetap menjadi inti Mahayana untuk mencapai kebijaksanaan (praina).
Tujuan akhir menghancurkan kebodohan dengan kebijaksanaan, sehingga mencapai pembebasan. Sutra Hati sebagai jantung Mahayana menekankan kekosongan dan kebijaksanaan transenden, yang sejalan dengan visi Vipassana tentang hancurnya ilusi “aku” dan “milikku”.
Di tradisi modern seperti Chan/Zen dan Tiantai, praktik-praktik meditatif terus mengintegrasikan unsur insight/vipassana baik tersurat maupun tersirat. Dengan memahami perbandingan ini, kita dapat lebih menghargai bahwa Vipassana dalam Theravada dan meditasi Mahayana seperti Sutra Hati bagaikan dua wajah dari mata uang yang sama – keduanya mengarahkan pada realisasi kebenaran terdalam demi tercapainya pembebasan dan pencerahan.
Leave a Reply