Sebagai anak, kita memiliki tanggung jawab besar terhadap orang tua. Mereka adalah sosok yang telah memberikan segalanya sejak kita lahir-dari cinta, pengorbanan, hingga bimbingan tapa henti. Namun, meski kita mengabdikan seluruh hidup untuk membalas jasa mereka, tetap saja kita tidak akan mampu sepenuhnya melunasi hutang budi kepada mereka.
Berbakti Semasa Hidup Ajaran Buddha menekankan pentingnya menunjukkan bakti kepada orang tua selagi mereka mash hidup. perhatian dan kasih sayang dalam bentuk waktu, perhatian kecil, hingga doa untuk kebahagiaan mereka sangat berarti.
Dalam Sigalovada Sutta, Buddha mengajarkan bahwa salah satu tanggung jawab seorang anak adalah merawat orang tua di usia senja mereka, membantu mereka dalam pekerjaan, dan menjaga kehormatan keluarga.
Pelimpahan Jasa untuk Orang Tua Ketika orang tua telah tiada, bakti seorang anak tidak berhenti. Buddha juga mengajarkan konsep pelimpahan jasa (pattidana), yaitu mempersembahkan perbuatan baik yang kita lakukan demi kebahagiaan mereka di alam lain. Misalnya, berdana, bermeditasi, atau berbuat kebajikan lainnya, lalu mendoakan agar jasa tersebut sampai kepada mereka.
“Buddha menjelaskan dalam Anguttara Nikaya (AN 2.33), bahwa bahkan jika seseorang memikul orang tuanya di pundaknya sepanjang hidup, a tetap belum mampu membalas jasa mereka. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghormati mereka adalah dengan berbuat baik kepada mereka dan menjalankan hidup penh kebajikan.”
Perubahan adalah Keniscayaan: Mengingat sifat tidak kekal (anicca), kita harus memanfaatkan waktu bersama mereka sebaik-baiknya. Jangan tunggu hingga terlambat untuk mengungkapkan cinta atau membalas jasa mereka. Berbakti kepada orang tua adalah salah satu bentuk kebajikan tertinggi yang bisa dilakukan seorang anak. Jangan tunda untuk membahagiakan mereka selagi mash bersama, dan setelah mereka tiada, teruskan bakti melalui pelimpahan jasa.
Dengan cara ini, kita tidak hanya menghormati orang tua, tetapi juga menjalankan jalan kebajikan sesuai ajaran Buddha.
Leave a Reply