Rupang Black Buddha Mucalinda ini mensimbolkan rasa syukur dan penghargaan kami kepada Biksu Hui Li yang mampu menyebarkan Dharma di Benua Hitam Afrika. Dengan prestasi beliau kita semakin memiliki keyakinan bahwa Buddha Dharma dapat membuat semua makhluk hidup bahagia tapa terkecuali saudara kita di Benua Hitam Afrika.
Sejak awal, Biksu Hui Li telah mempelopori penyebaran agama Buddha Mahayana di Afrika, dimulai dengan karyanya di bawah organisasi Fo Guang Shan. Meskipun berprestasi, beliau tetap rendah hati, lebih fokus pada tindakannya daripada gelar yang dimilikinya. Dalam perbincangan kami, beliau terbuka mengenai ide-ide dan pendapatnya, terutama tentang pentingnya penyebaran jangka panjang ajaran Buddha di Afrika.
SAAT INI
Biksu Hui Li telah merencanakan dan membangun pusat praktik Buddha Dharma miliknya akan didirikan di Madagaskar, yang mencerminkan hasil 20 tahun terakhir sejak kampus ACC (Amitofo Care Center) pertama dibangun di Malawi. Proyek in menunjukkan dedikasi Biksu Hui Li dalam membawa Dharma ke komunitas dan budaya Afrika.
MUCALINDA,
Raja Naga melingkarkan tubuhnya disekitar Sang Buddha dan membentangkan tudungnya diatas kepala Sang Buddha sat bermeditasi untuk melindungiNya.
Kisah tersebut diceritakan pada Mucalindasutta, Ud 2.1.
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di dekat Uruvela, di tepi sungai Neranjarà setelah mencapai pencerahan sempurna. Kebetulan terjadi hujan badai, awan hujan, angin dingin, dan cuaca yang tidak menentu Ketika langit telah cerah dan awan hujan telah hilang, Mucalinda melepaskan gulungannya dari tubuh sang Bhagavä, dan menampakkan wujud seorang brahmana muda, berdiri di hadapan Sang Bhagava dengan tanga terlipat untuk menghormatiNya Kemudian Raja Naga Mucalinda, melingkarkan tubuhnya disekitar tubuh Sang Bhagava berdiri dengan membentangkan tudungnya di atas kepala Sang Bhagava untuk melindungi Sang Bhagava dari dingin dan panas, dari lalat pengganggu, nyamuk, angin, matahari, dan sentuhan binatang melata.
Leave a Reply