Di 2025, gaya hidup Gen Z mulai berubah. Kalau dulu slogan YOLO (You Only Live Once) bikin kita berlomba-lomba menikmati segala hal, sekarang muncul tren baru: YONO (You Only Need One). Filosofi ini mengajak kita untuk fokus pada hal-hal esensial, bukan sekadar mengejar kesenangan yang banyak tapi dangkal.
Kenapa YONO relevan? Karen hidup bukan tentang berapa banyak yang kita punya, tapi tentang menghargai apa yang benar-benar penting Dalam Buddhadharma, prinsip ini dikenal sebagai santutthi atau kepuasan batin. Buddha mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari menumpuk benda, pengalaman, atau pencapaian, tetapi dari memahami apa yang benar-benar kita butuhkan untuk hidup damai.
Ketika kita berpegang pada YONO, kita belajar menyederhanakan hidup. Ini selaras dengan ajaran sila-hidup yang etis, menghindari keserakahan, dan menjaga keseimbangan dengan lingkungan. Fokus pada satu tujuan penting bisa membuat hidup lebih bermakna. Sebaliknya, terlalu banyak keinginan malah bikin kita kehilangan arah.
Misalnya, saat kamu mengejar cinta, alih-alih mencari banyak hubungan, fokuslah pada hubungan yang mendalam. Dhammapada ayat 61: “Apabila dalam pengembaraan seseorang tak menemukan sahabat yang lebih baik atau sebanding dengan dirinya, maka hendaklah a tetap melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Janganlah bergaul dengan orang bodoh.”
pentingnya memilih teman yang setara atau lebih baik dalam kebajikan dan kebijaksanaan. Jika tidak menemukan teman demikian, lebih baik berjalan sendiri daripada bergaul dengan orang yang dapat membawa pengaruh negatif.
Jadi, coba pikirkan: apa one yang penting dalam hidupmu? Apakah itu keluarga, karier, meditasi, atau mungkin perjalanan menemukan dirimu sendiri? Dengan prinsip YONO, kita gak hanya bisa menikmati hidup, tapi juga menjalani hidup yang lebih sadar dan damai. Less is more, and peace is priceless.
Leave a Reply