JawaPos.com–Young Buddhist Association Indonesia (YBAI) bersama studiagama.id menggelar kajian lintas agama membahas tentang moderasi beragama dalam pandangan agama-agama. Apakah moderasi beragama bertentangan dengan ajaran agama?
Kajian itu menghadirkan tokoh-tokoh dari agama Buddha, Kristen, dan juga Hindu, pada Sabtu (8/7). Acara itu dipandu William Umboh, seorang pekerja seni dan duta cerita dari The Habibie Center.
Tokoh agama Buddha Bhikkhu Dhammasubho Mahathera menyatakan, dalam ajaran Buddha ada majjhima patipada yang merupakan jalan tengah atau juga Middle Way. Jalan tengah itu terdiri atas delapan unsur, pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.
”Itulah jalan tengah. Nah, delapan unsur benar itu menurut Sidharta benar untuk diri sendiri, benar untuk orang lain, dan benar untuk lingkungan, sehingga dengan pengertian benar itu maka tidak ada lagi pertentangan dalam segala hal,” kata Bhikkhu Dhammasubho Mahathera.
Sedangkan berdasar agama Kristen, Pendeta Aryanto Nugroho yang merupakan pimpinan Gereja JAGI menyampaikan, Guru Agung Yesus Kristus hadir di tengah-tengah orang Yahudi yang sangat sektarian dan membenci orang non Yahudi. Makanya, saat itu dia melakukan reformasi antara orang Yahudi dengan orang non Yahudi.
”Yesus Kristus menunjukkan bahwa relasi keberagamaan dengan Allah-nya itu tidak perlu memutus hubungan dengan sesama manusia. Makanya, ketika ditanya oleh ahli taurat apa sebenarnya inti ajaran itu, dia menjawab inti ajaranku adalah kenallah Allah yang satu itu dan kasihlah dia dengan sepenuh hati, dan kedua perlakukanlah sesama manusia itu seperti dirimu sendiri,” kata Pendeta Aryanto.
”Kalau itu sudah diperbaiki, kita dengan orang lain hanya berbeda baju saja, tapi intinya kita sama-sama menyembah pada Allah yang satu,” tegas Pendeta Aryanto Nugroho.
Sementara itu, tokoh agama Hindu KA. Widiantara yang merupakan Ketua Acarya Media Nusantara menyatakan, nilai-nilai dan saripatinya hampir mirip secara substansinya, meskipun istilahnya berbeda. ”Jadi, nilai-nilai yang disampaikan dari agama masing-masing sebenarnya sebelah dua belas substansinya, meskipun istilahnya berbeda,” katanya.
Ketua Young Buddhist Association Indonesia Limanyono Tanto memastikan YBAI terbuka, inklusif dan rendah hati untuk mendukung segala aktivitas yang berformat moderasi beragama.
”Karena dengan moderasi beragama inilah kita mampu menyebarkan ajaran agama Buddha serta memperkokoh silaturahmi dengan saudara-saudari kita antar umat beragama di Indonesia,” terang Limanyono Tanto.
Leave a Reply