Terbentuknya Kementerian Agama RI pada 3 Januari 1946 belum otomatis menyediakan layanan bagi pemeluk agama non-Muslim 1. Unit khusus untuk agama Buddha baru muncul melalui proses panjang demi kesetaraan hak sesuai Pancasila dan UUD 1945 1. Upaya komunitas Buddha memuncak pada Kongres Umat Buddha I tahun 1979 di Yogyakarta, yang mendesak adanya Direktorat Jenderal tersendiri bagi agama Buddha 2. Saat itu pelayanan umat Buddha masih tergabung dalam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha, warisan struktur Orde Baru. Sejak 1966, Depag memiliki Dirjen Bimas “Hindu Bali dan Buddha”, kemudian Dirjen Bimas Hindu dan Buddha (sejak 1969) 3. Tahun 1980, berkat perjuangan Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) pimpinan Kol. Soemantri MS dan Seno Soenoto, dibentuk Direktorat Urusan Agama Buddha di bawah Dirjen Bimas Hindu dan Buddha 4. Drs. I.G.N. Oka Diputhera dilantik sebagai Direktur Urusan Agama Buddha pertama pada 16 Desember 1980 5, menandai tonggak penting hadirnya perwakilan resmi umat Buddha di Depag.
Memasuki era reformasi, desakan agar Ditjen khusus Buddha segera terwujud makin kuat 6. Akhirnya, pada 14 Oktober 2005, Presiden RI menerbitkan Perpres No. 63/2005 yang menambahkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dalam struktur Kemenag 7. Ini diperkuat oleh PMA No. 3 Tahun 2006 (24 Januari 2006) tentang Organisasi dan Tata Kerja Depag yang meresmikan pembentukan Ditjen Bimas Buddha 7. Struktur awal Ditjen ini meliputi Sekretariat Ditjen dan Direktorat Urusan & Pendidikan Agama Buddha, masing-masing dipimpin pejabat eselon II 8. Menteri Agama Muhammad Maftuh Basuni melantik Cornelis Wowor sebagai Sekretaris Ditjen dan Drs. A. Joko Wuryanto sebagai Direktur Urusan Pendidikan Agama Buddha pada 3 Februari 2006 9. Sedangkan pejabat eselon I tertinggi (Dirjen) sempat lowong beberapa bulan, hingga akhirnya pada 13 September 2006 Drs. Budi Setiawan, M.Sc (yang pernah menjabat Direktur Urusan Agama Buddha 1991–1998) dilantik menjadi Dirjen Bimas Buddha pertama 10. Peresmian ini mengakhiri penantian panjang umat Buddha untuk memiliki Ditjen mandiri, terpisah dari Bimas Hindu. Dengan demikian, sejak 2006 Ditjen Bimas Buddha resmi berdiri sebagai unit eselon I Kemenag yang fokus melayani pembinaan masyarakat Buddha Indonesia.
Dua dekade perjalanan Ditjen Bimas Buddha ditandai berbagai terobosan program, penghargaan, dan inovasi digital yang memperkuat layanan umat:
Ditjen Bimas Buddha merupakan satu dari lima Ditjen Bimbingan Masyarakat dalam Kemenag, sejajar dengan Ditjen Bimas Islam, Bimas Kristen (Protestan), Bimas Katolik, dan Bimas Hindu. Dibanding instansi sejajar lainnya, Bimas Buddha memiliki karakteristik dan tantangan yang agak berbeda:
Secara obyektif, Ditjen Bimas Buddha meski kecil telah menunjukkan kinerja yang tidak kalah dengan instansi sejajar. Kelebihannya tampak pada efisiensi birokrasi dan inovasi di tengah keterbatasan. Namun, beban pekerjaan Bimas Buddha juga spesifik: memastikan minoritas umat Buddha tetap terlayani setara dan agamanya lestari, sesuatu yang tidak terlalu dikhawatirkan di komunitas besar Kristen/Katolik. Tantangan mempersatukan ormas Buddhis yang terfragmentasi juga menjadi pekerjaan ekstra yang mungkin tidak dialami rekan Bimas lain.
Kekuatan (Strengths):
Kelemahan (Weaknesses):
Peluang (Opportunities):
Ancaman (Threats):
Selama 20 tahun terakhir, selain capaian positif, Ditjen Bimas Buddha tak luput dari beberapa isu krusial baik yang mencuat ke publik maupun yang luput dari perhatian padahal berdampak signifikan:
Secara keseluruhan, Ditjen Bimas Buddha berhasil melalui berbagai ujian tersebut dengan ketangguhan. Kasus korupsi 2016 telah ditindak dan jadi pembelajaran perbaikan sistem. Konflik WALUBI-KASI telah diredakan melalui pendekatan merangkul semua pihak. Rotasi kebijakan pun dijawab dengan peningkatan kinerja (terbukti 2022–2023 justru prestasi anggaran melonjak 32). Namun, penting bagi publik untuk mengetahui bahwa di balik wajah harmonis lembaga agama, ada dinamika internal dan tekanan eksternal yang kompleks. Keterbukaan atas isu sensitif ini diharapkan mendorong akuntabilitas dan dukungan lebih luas kepada Ditjen Bimas Buddha ke depan.
Berkaca pada evaluasi di atas, berikut beberapa rekomendasi agar Ditjen Bimas Buddha semakin relevan, berdampak, dan adaptif di masa mendatang:
Kepada Bapak Dirjen Bimas Buddha (Supriyadi) yang kami hormati, kami sampaikan apresiasi atas kepemimpinan Bapak dalam beberapa tahun terakhir. Di bawah kendali Bapak, Ditjen Bimas Buddha telah menorehkan sejumlah prestasi – dari inovasi digital pemenang penghargaan 21, capaian rekor nasional 17, hingga pengelolaan anggaran yang sangat tertib 32. Prestasi ini menunjukkan bahwa Ditjen yang kecil bukan berarti tak bisa berpikir besar. Di tengah berbagai tantangan, Bapak mampu membawa semangat pembaruan dan keteladanan kerja keras, sejalan motto Kemenag Ikhlas Beramal.
Ke depan, harapan kami agar Dirjen terus bersikap visioner namun tetap membumi. Visioner artinya berani bermimpi besar untuk kemajuan umat Buddha – misalnya mendorong lahirnya cendekiawan cendekiawan Buddha kelas dunia, menjadikan vihara tak hanya tempat ibadah tapi pusat pemberdayaan masyarakat, serta memanfaatkan teknologi AI/big data untuk memetakan kebutuhan umat. Namun, semua visi itu harus dieksekusi dengan langkah membumi: melibatkan umat di akar rumput, mendengar masukan para bhikkhu di vihara kecil, dan turun langsung melihat kondisi nyata. Seorang Dirjen bagi umat minoritas laksana lampu pelita dalam gelap – cahayanya tak silau, tapi sangat berarti sebagai panduan. Kami berharap Bapak dapat terus menjadi pelita yang menerangi dan mengayomi umat Buddha di manapun berada.
Tetaplah kritis dan berani dalam memperjuangkan hak umat Buddha. Jika ada kebijakan pemerintah yang kurang memihak (misal dalam alokasi anggaran pembangunan rumah ibadah atau formasi guru agama), kami ingin Dirjen vokal menyuarakan kebutuhan umat Buddha secara data-driven dan persuasif. Jangan ragu memperjuangkan kesetaraan, karena konstitusi menjamin semua agama diperlakukan adil. Sikap kritis ini tentu dalam koridor birokrasi, namun sangat diperlukan agar umat Buddha tidak merasa dianaktirikan.
Di saat bersamaan, kami titipkan pesan agar Dirjen terus membangun kerukunan. Intern umat Buddha, rajutlah selalu persatuan – dekati semua faksi dengan kasih dan netralitas. Rangkul tokoh-tokoh senior (seperti para mantan Dirjen, para sesepuh majelis) sebagai penasehat informal, guna menjaga kontinuitas nilai dan kearifan. Dan untuk eksternal, perkuatlah kolaborasi dengan Dirjen Bimas lain. Indah sekali melihat Bapak Dirjen Buddha duduk bersama Dirjen Islam, Kristen, Katolik, Hindu dalam satu forum, menunjukkan pada bangsa bahwa perbedaan keyakinan justru memperkaya kebersamaan.
Terakhir, tetaplah rendah hati dan melayani. Jabatan Dirjen adalah amanah, terlebih melayani umat minoritas yang suaranya sering tak terdengar lantang. Kunjungi daerah terpencil tempat umat Buddha beberapa keluarga saja; dengarkan keluh kesah mereka. Dengan hadirnya negara melalui Bapak, mereka pasti merasa diperhatikan. Jadilah pemimpin yang mau turun dari podium, menyapa umat dengan senyum dan sederhana. Sikap melayani seperti ini selaras dengan ajaran Buddha tentang metta (cinta kasih) dan karuna (belas kasih).
Kami percaya, dengan integritas, visi, dan hati nurani, Ditjen Bimas Buddha di bawah kepemimpinan Bapak Dirjen akan semakin relevan, berdampak, dan adaptif menghadapi era baru. Semoga Ditjen Bimas Buddha terus jaya sebagai pembimbing umat Buddha Indonesia yang maju, sejahtera, dan harmonis sesuai visinya. Terima kasih atas dedikasinya, dan Namo Buddhaya – semoga semua makhluk berbahagia.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sejarah BIMAS Buddha | Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI
11 12 13 14 15 16 49 65 19 Tahun Mengabdi, Ditjen Bimas Buddha Dirikan 49 Pendidikan Formal Keagamaan ‘Dhammasekha’ | ERAKINI.ID
17 18 50 Pembacaan Dhammapada Diikuti 2.569 Umat, Ditjen Bimas Buddha Raih Penghargaan MURI | Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI
19 20 48 Menag: Jadikan Waisak Momentum bagi Umat Buddha Berkontemplasi Arti Kehidupan | Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI
21 22 27 Humas Award 2024, Bimas Buddha Raih Penghargaan Inovasi Konten Digital Layanan Keagamaan | Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI
23 24 25 26 28 29 Tentang Kami | Portal Data Ditjen Bimas Buddha
30 31 32 33 34 35 36 37 68 Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI Raih Penghargaan IKPA Terbaik – TIMES Indonesia
38 39 DATASET: Jumlah penduduk menurut agama tahun 2022
40 Profil dan Peran Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama
41 42 43 44 52 53 54 55 62 63 64 Demokrasi dan Agama Buddha di Indonesia – Diandharma.org
45 46 47 Hadiri Pelantikan Pengurus Lembaga Permabudhi, Caliadi : Jaga Persatuan Umat Buddha | Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI
51 Lihat Data, Benarkah Agama Buddha di Indonesia akan Punah?
56 57 58 59 60 69 Korupsi Pengadaan Buku Sekolah, Dirjen Binmas Buddha Kemenag Ditahan
61 Jadi Tersangka Korupsi, Kemenag Tak akan Dampingi Dirjen Bimas ..
66 Menag Yaqut Berhentikan Dirjen Bimas Hindu, Buddha, Katolik, dan …
67 Tak Ikut Gugat Menag ke PTUN, Mantan Dirjen Bimas Katolik ..
Leave a Reply